Senin, 18 Maret 2013

Menata Desain Gerakan FLP di Era Digital

Perkembangan teknologi di segala bidang semakin pesat. Seiring berkembangnya teknologi komputer, banyak hal yang hampir semua pekerjaan manusia dilakukan secara komputerisasi. Termasuk di dalamnya ruang Teknologi Informasi yang memasuki era Digital. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk berbagi atau juga untuk bertukar Informasi tentang banyak hal, sudah menjadi pola dan kebutuhan manusia dalam beraktivitas keseharian.

Saat ini, masyarakat dapat dengan mudah dan bebas mengakses informasi. Bahkan segala persoalan yang ada, hampir semua bisa dengan mudah dicari jawabannya.  Tak harus menunggu pakar atau para ahli. Cukup dengan mengakses internet dari komputer atau laptop/netbook dan bertanya pada “ustadz google”, maka jawaban dari semua persoalan yang ditanyakan akan segera muncul berbaris-baris di hadapan. Sangat praktis, tapi inilah realitas zaman yang kita hadapi kini.

Digital membuat jarak tak lagi menjadi masalah dalam konteks era global. Mencari dan berbagi informasi bisa dengan mudah dan cepat dilakukan. Kabar dari belahan dunia manapun dapat secara mudah diakses dengan pasti dan detail, saat ini juga. FLP harus mampu mengarahkan arus globalisasi di era digital ini ke jalur yag benar, produktif, dan mencerahkan sesuai visinya.

Forum Lingkar Pena (FLP), sebagai pegiat literasi dan organisasi pengaderan penulis terbesar, yang kini usianya sudah enam belas tahun, memandang pentingnya sebuah upaya untuk terus memberi manfaat dan pencerahan melalui tulisan kepada masyarakat dan dunia. Untuk selanjutnya bersama menata peradaban yang lebih baik.

Upaya tersebut diwujudkan dalam kegiatan Musyawarah Nasional FLP ketiga 2013  dengan tema: Quo vadis penulis era digital. Dengan rangkaian seminar, event literasi, dan musyawarah nasional itulah nantinya FLP menentukan ketetapan sebuah desain gerakan literasi di era digital yang semakin pesat merambati dunia.

Harapannya, melalui Munas ketiga ini, yang pertama: FLP dapat menangkap era digital sebagai peluang dan sekaligus tantangan untuk terus berbakti, berkarya, dan berarti. Yang kedua: Terwujudnya revitalisasi FLP sebagai sebuah organisasi kepenulisan terbesar di era digital. Wallahu a’lam bish-shawab.

oleh Sudiyanto
Ketua Panitia Munas ke-3 FLP 2013

oleh Munas FLP ke-3 tahun 201321.33.00