Kamis, 05 September 2013

#SintaYudisia @penasinta: "Kita Belajar Menyayangi dan Menghormati, Apapun Perbedaan Kita" | Pidato Ketum @FLPOke (5/5)

oleh Sinta Yudisia

Ada banyak kepala
Ada banyak pengalaman.
Ada banyak pikiran.

Pernahkah anda makan sarapan pagi bersama ayah ibu dan saudara-saudara, atau suami dan anak-anak, lalu semuanya senang memakan telur ceplok? Selalu ada yang suka ceplok, dadar, scrabble, rebus, tak suka kuning telur, atau bahkan tak suka telur.

Dalam 1 keluarga ada perbedaan. Dalam 1 RT ada perbedaan. Dalam 1 RW ada perbedaan. Dalam 1 kelurahan ada perbedaan. Apalagi dalam 1 organisasi yang melintasi budaya, geografis, perbedaan latar belakang, usia, pendidikan, dan segala macam hal yang mewarnai karakter manusia.

Perbedaan madzhab, partai politik, kebiasaan, tentu bukan menjadi alasan bagi kita untuk enggan berinteraksi sosial apalagi enggan berbagi ilmu dan pengalaman. Dalam Forum Lingkar Pena, kita akan bertemu madzhab Syafii, Maliki, Hanafi, Hanbali. Dalam FLP kita akan bertemu garis kanan, garis tengah, garis kiri. Dalam FLP ada yang berjilbab lebar berjubah, ada yang memakai rok dan syal modis, ada yang memakai celana jins dan kerudung kaos.

Di FLP ada yang suka murottal, ada yang suka nasyid, ada yang suka dangdut, ada yang suka music rock dan klasik. Di FLP ada yang halus, ramah, lemah lembut; ada yang konyol, kocak dan lucu; ada yang kaku, sangar, judes, jutek. Ada beragam partai, ada beragam afiliasi pada figur tertentu.

Tak akan pernah manusia memiliki satu pemikiran.

Tetapi itu sudah final dalam Al-Quran surat 49 ayat 13, bahwa selamanya manusia akan berbangsa-bangsa. Bersuku-suku. Dengan tujuan untuk saling mengenal, bekerja sama, saling memahami.

Di FLP, kita akan belajar dengan kehalusan sastra, kedalaman makna, kekayaan diksi, kebijakan filosofi, bahwa setiap yang terjadi dalam hidup ini adalah proses panjang yang membutuhkan perenungan. Dan ketika manusia berhasil menafsirkan, akan muncul beragam interpretasi.

Dalam literasi, kita mencoba memaknai semua dengan kehalusan budi pekerti, dan menampilkannya dengan keindahan kata. Dalam literasi, kita persedikit fitnah, hate speech, cover one side.

Dalam Forum Lingkar Pena, kita akan belajar menyayangi dan menghormati, apapun perbedaan kita. Tak ada tempat untuk kedzaliman, kekejian, kejahatan. Ketika kita dilanda benci dan kerisauan, kita akan memilih qoulan kariman, qoulan layyiinan; kata-kata paling baik dan paling istimewa untuk dilontarkan yang muncul dari kedalaman sanubari terdalam, sanubari yang senantiasa dihiasi lantunan doa-doa keramat dan jalan rahasia menuju Tuhan.

Kenapa kata terbaik, kalimat terindah?
Sebab kita adalah sastrawan.
Kamu, aku, kita, adalah bagian literasi. Dan, puisi indah ini untuk kita.

“(Mesin ketik) adalah sesuatu yang mirip denganku : terbuat dari besi
Namun mudah rusak di perjalanan
Dibutuhkan kesabaran dan budi bahasa yang besar
Serta jemari yang lembut, untuk menggunakan kami”

(Friedrich Nietzche)

Kita akan menggunakan kata-kata paling berbudi, untuk merengkuh perbedaan manusia.
Selamat bergabung dalam gerbong kebaikan literasi . Engkau adalah gerbong yang menghubungkan masa lalu dan masa depan
( Syaikh Ahmad Ar Rasyid).

***

Tulisan ini termasuk dalam seri pidato Ketua Umum FLP 2013-2017, Sinta Yudisia, yang berisi 5 point penting :
1. Doa
2. Ketum FLP terdahulu & tim
3. Pergantian pemimpin
4. Kesempatan belajar & beramal
5. Perbedaan

0 komentar:

Posting Komentar